Agen Bola Terpercaya - Mbah Midjan adalah dukun sakti yang tinggal di desa pedalaman di lereng gunung di pulau Jawa. Usianya diatas 65 tahun. Badannya kurus, namun masih sehat. Ia adalah dukun sakti yang menguasai dunia perdukunan sehingga tidak ada yang berani melawannya.

Oleh karena banyak dukun-dukun saingannya yang iri akan kesaktiannya, tentu adalah hal yang riskan apabila kesaktiannya hilang walau hanya sehari. Apabila saat itu ada dukun iseng yang menyantetnya, ia sama sekali tidak ada pertahanan diri. Untuk menghindari hal itu, telah bertahun-tahun ia tidak pernah berhubungan intim dengan wanita termasuk kedua istrinya.

Dengan demikian ia akan selalu menjadi orang sakti yang tak terkalahkan. Salah satu klien utama Mbak Midjan adalah Pak Wijaya, seorang pengusaha yang belakangan ini namanya semakin membumbung tinggi. Sejak ditangani oleh Mbah Midjan, hampir seluruh bisnisnya selalu lancar. Namun pada suatu ketika, dua kali berturut-turut ia kalah tender. Oleh karena itu ia pergi ke desa Mbah Midjan untuk berkonsultasi dengannya. Berdasarkan ‘penglihatan’ Mbah Midjan, ternyata ia dijegal oleh salah satu pesaingnya yang menggunakan jasa dukun sakti dari luar pulau.

 Namun di dalam hati ia merasa sakit hati. Dan diam-diam ia berniat membalas dendam kepada kliennya itu. Ia tidak mungkin membatalkan jimat yang telah dipasang oleh dirinya sendiri itu. Oleh karena itu ia akan mengambil sisa bayarannya itu dengan caranya sendiri sekaligus membalas dendam, dengan menggunakan Felicia, puterinya. Tentu bukanlah hal sulit baginya untuk membuat Felicia takluk kepadanya.

Malam itu ketika proses pengajaran normal telah berakhir, mereka berbincang-bincang,

“Ternyata pernapasan begini ada manfaatnya juga ya Mbah. Felicia sekarang jadi lebih tenang dibanding sebelumnya.”

“Memang betul, Nak. Tapi sebenarnya ada cara lain yang bisa membuat pikiran jadi lebih nyaman lagi.”

“Gimana caranya Mbah?”

“Prinsipnya kamu harus menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiranmu sampai kamu tidak merasakan adanya ancaman bahaya dari luar. Dengan begitu maka pikiran otomatis akan menjadi tenang.”

“Wah susah sekali itu Mbah, gimana caranya menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiran karena datangnya tiba-tiba?”

“Ya harus latihan Nak. Namun latihannya tidak mudah dan tidak cocok untuk gadis muda seusia kamu. Karena itu, lupakan sajalah.”

“Lho kok begitu, Mbah? Khan Mbah sendiri yang bilang kalau pikiran yang tenang dan nyaman itu bagus buat semua orang nggak peduli usia.”


“Karena untuk latihan ini, kamu harus menghilangkan semua prasangka buruk. Dan hal itu tidak mungkin karena saat ini pun tanpa disadari kamu telah punya prasangka buruk terhadap Mbah.”

“Ah, aku sama sekali nggak punya pikiran buruk kok terhadap Mbah.”

“Ah, masa? Kalau begitu, coba sekarang berani nggak kamu buka seluruh baju kamu di depan Mbah.”

“Ah, Mbah yang benar aja!” protes Felicia sambil matanya melirik ke arah pintu keluar.

“Nah, itulah. Sekarang kamu punya pikiran takut khan terhadap Mbah? Sebenarnya kenapa sekarang kamu memakai pakaian? Karena kamu malu dilihat telanjang bulat oleh Mbah. Padahal kalau pikiranmu tulus, kamu tidak akan mempunyai pikiran seperti itu.”

“Tapi kenapa harus sampai buka baju segala, Mbah?”

“Karena itu adalah cara latihan yang paling praktis dan efisien untuk menghilangkan perasaan malu dan waswas yang timbul. Tapi sudahlah, lupakan saja. Makanya tadi Mbah bilang kalau latihan ini tidak cocok untuk anak gadis apalagi yang masih muda seperti kamu.”

“Ooh, jadi begitu toh. Terus kalau Felicia mau coba sedikit dan sebentar aja, gimana Mbah?” tanya Felicia penasaran.

“Ini bukan untuk coba-coba. Kalau kamu pengin latihan, kamu harus betul-betul manut (nurut) dengan Mbah tanpa prasangka apa-apa. Kalau tidak, mending tidak usah.”

Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya…

“OK deh, aku mau jalanin Mbah. Asalkan Mbah betul-betul tidak punya maksud jahat.”

“Tidak bisa seperti itu. Kamu harus 100% percaya sama Mbah dulu baru bisa latihan.”

“Hmmm. OK, OK, aku percaya sama Mbah. Dengan cara Mbah ngomong seperti ini, aku percaya Mbah nggak punya tujuan jahat. Apalagi khan, hihihi, Mbah juga sudah tua,” katanya sambil tersenyum geli sendiri.

(Dalam hati Mbah Midjan memaki, sialan bocah ini. Rupanya ia meragukan kemampuanku. Rasain kau nanti, batinnya).

“Jadi kamu benar-benar mau latihan dan ini adalah kemauanmu sendiri ya?”

“Iya, Mbah. Aku mau coba latihan ini. Beneran!”

“Baiklah, sekarang coba kamu berlatih napas seperti biasa tanpa perlu memejamkam mata,” kata Mbah Midjan sambil berjalan mengelilingi Felicia.


“Omong2, kamu sudah punya pacar, Nak?”
“Sudah Mbah.”
“Kamu sudah pernah ngapain saja dengan dia?”
“Maksud Mbah?”
“Maksudnya, sejauh mana hubungan kamu dengan dia? Apakah kamu pernah tidur dengan dia?”
“Idih, Mbah. Ya nggak dong. Kok Mbah jadi nanya yang nggak-nggak sih?”
“Mbah sengaja nanya hal-hal seperti ini, untuk pemanasan latihan kamu. Untuk itu sejak sekarang kamu nggak boleh punya pikiran jelek, mengerti?
“OK, Mbah. Aku mengerti.”
“Jadi, kamu pernah ngapain aja dengan dia?”
“Cuman ciuman dan peluk-pelukan aja Mbah. Sambil saling pegang-pegang juga,” kata Felicia dan mukanya bersemu kemerahan.
“Kalo pipimu kemerahan gitu, kamu jadi makin cantik saja, Nak. Cuman gitu aja? Jadi kamu masih perawan?”
“Iya Mbah.”
“Bagus, bagus. Lalu apakah dia pernah ngeliat kamu nggak pake baju?”
“Iiih, Mbah. Ya nggak dong”, katanya sementara mukanya makin merah.
“Ingat, kamu harus membuang pikiran kotor kamu.
“Baik, Mbah.”
“Bagus. Sekarang apakah kamu siap untuk memasuki tahap latihan yang lebih tinggi?”
“Siap Mbah.”
“Bagus. Kalo begitu sekarang ayo coba kamu buka baju kaus kamu.”

“Sekarang coba kamu lepas penutup dada kamu. Mbah pengin lihat seperti apa isinya.”
Dengan patuh Felicia membuka branya sehingga kini ia berdiri di hadapan Mbah Midjan dengan dadanya telanjang. Nampak payudaranya yang kecil tapi indah dan putingnya berwarna kemerahan. “Wow! Dadamu indah sekali. Kamu sungguh beruntung.” - Agen BandarQ


“Sekarang coba lepas rokmu, Nak,” perintah Mbah Midjan yang dengan patuh dipenuhi oleh Felicia. Dilepasnya rok yang melekat di tubuhnya sehingga kini ia hanya memakai celana dalam saja.

“Waduuh, mulusnya tubuh kamu Nak. Betul-betul pemandangan yang indah,” kata Mbah Midjan kagum sambil memandangi pahanya dan payudaranya. Sehingga mau tak mau Felicia jadi makin memerah mukanya. Namun karena ia memutuskan untuk latihan, maka ia berusaha menahan perasaan malunya.


“Bagaimana perasaan kamu sekarang, Nak? Kamu malu telanjang di depan Mbah?”
“Se-sebenarnya malu sekali Mbah.”

“Nah, itulah. Terbukti kalau kamu masih perlu latihan lebih lanjut lagi. Sebenarnya kamu nggak perlu malu. Soalnya tubuh kamu indah sekali kok Nak. Jadi sekarang berani nggak kamu betul-betul telanjang bulat disini?” kata Mbah Midjan.

Felicia nampak ragu.
“Masa perlu sampai semuanya, Mbah?”

“Kalau kamu pengin latihannya sempurna ya harus. Apalagi terbukti sekarang kamu masih belum berhasil menghilangkan perasaan malu. Mumpung Mbah masih disini. Hari ini adalah hari terakhir Mbah disini. Besok kalau kamu pengin latihan sudah tidak bisa lagi. Masa kamu mau latihan seperti ini dengan sembarang orang?”
“Hmmmh, OK, kalo gitu Felicia nurut aja deh.”

Dan tak lama kemudian segera dilepasnya cd yang dipakainya dengan sukarela.
Kini ia betul-betul telanjang bulat tanpa selembar benang pun di hadapan Mbah Midjan.
Mbah Midjan nampak memandangi tubuh telanjang Felicia dari atas ke bawah.
“Wow. Ckckck. Suiit, suiiit. Hebat, hebat. Benar-benar aduhai indahnya tubuhmu, Nak.” Mbah Midjan jadi ngaceng juga melihat Felicia yang telanjang bulat. Hmm, sayang sekali aku tak bisa menikmati tubuhmu, batinnya. Namun tak apalah, yang penting aku sudah memberi pelajaran kepada Wijaya, papamu yang penipu itu. Biar tahu rasa kau sekarang, puterimu yang masih perawan berhasil kutipu mentah-mentah. Lumayan aku bisa cuci mata ngeliat anak gadismu telanjang bulat. Sungguh ini adalah pembalasan yang setimpal.

Namun rupanya ia tidak ingin berhenti sampai disitu saja. Dalam hati ia berpikir, biarlah kupinjam dulu anak gadismu untuk kumain-mainin bentar, pikirnya.

“Cowok kamu pernah lihat susu kamu?”
“Pernah mbah.”
“Tadi katanya belum pernah. Awas kalo kamu bohong ya?”
“Bukan gitu Mbah. Maksudku tadi aku belum pernah telanjang bulat seluruh badan gini dengan dia.”
“OK, nggak apa-apa. Lalu reaksi dia gimana waktu ngeliat susu kamu?”
“Dia suka Mbah…dia pernah megang-megang juga. Katanya dadaku bagus.”
“Oh ya? Dia megangnya gimana? Apa begini?” tanya Mbah Midjan sambil kedua tangannya menempel ke kedua payudara Felicia.
“Iih, Mbah. Jangan Mbah,” kata Felicia sambil secara refleks bergerak mundur.
“Lho, kenapa. Ayo jawab. Ingat kamu tidak boleh punya pikiran kotor. Mengerti?, kata Mbah Midjan sementara kedua tangannya masih menempel ke dada Felicia.
“Me-mengerti Mbah.”
“Jadi gimana caranya memegang susu kamu? Apakah begini?”, katanya sambil tangannya dilepaskan dari dada Felicia sebentar lalu diremasnya kedua payudara Felicia.
“Atau begini?” kata Mbah Midjan, sambil kedua ibu jarinya meraba-raba dan menggerak-gerakkan kedua putingnya.
“Ya..ya..ya semuanya Mbah,” kata Felicia tertunduk malu.
“Huahahaha. Wah, cowok kamu memang beruntung dan pintar cari pacar.”
“Lalu kamu suka digituin sama cowok kamu?”
“Suka Mbah.”
“Sama seperti sekarang, kamu juga suka Mbah begini-in?” katanya sambil meraba-rabai seluruh bagian payudara Felicia.
“Ehmm… suka Mbah.”
“Bagus. Itu wajar karena itu tandanya kamu gadis yang sudah dewasa.”

Agen Poker Terpercaya - Ia memperhatikan dan merasakan kedua puting Felicia kini semakin mengeras dan menonjol dibanding pertama kali telanjang. Mungkin karena suhu kamar yang agak sejuk atau mungkin karena tegang dengan suasana itu.

“Umurmu berapa sih Nak?”
“Delapan belas tahun. Aku baru ulang tahun 2 bulan lalu.”
“Jadi memang kamu sudah jadi gadis dewasa. Kamu ibarat bunga yang baru mekar dan harum semerbak yang sudah siap dihisap madunya, Nak. Kamu sudah siap untuk kawin, Nak.”
“Iiih. Aku khan baru umur 18 tahun. Masih lama untuk married, Mbah.”
“Ah, nggak betul itu. Istri pertama Mbah waktu menikah sama Mbah dulu juga seumuran kamu, Nak, 18 tahun juga..”
“Oh ya? Kapan itu Mbah?”

“Wah, itu sudah lama sekali. Dulu waktu dia masih muda dan cantik. Sekarang istri Mbah sudah tidak muda lagi, sudah 40 tahun lebih. Tapi meskipun dulu waktu dia masih muda juga nggak bisa ngalahin kamu, Nak. Kamu jauh lebih cantik dan lebih putih dari dia. Ya memang beda lah, gadis desa dibandingkan dengan anak gadis pengusaha kaya di kota besar. Tapi jeleknya orang kota itu suka kawin telat. Padahal itu tidak bagus untuk hormon tubuh. Terutama cewek. Apalagi kawin itu sebenarnya enak lho.”

“Memang enaknya apa sih Mbah?”

“Enaknya apa, itu mesti dirasakan sendiri baru tahu, Nak. Dan untuk orang kota yang kawin telat seperti kamu gini, perlu ada persiapan lahir batin dari sekarang. Supaya nantinya tidak kagok dan bisa membahagiakan suami sejak malam pertama perkawinan.”

“Persiapannya apa aja sih Mbah?”

“Persiapannya seperti apa susah diungkapkan dengan perkataan. Lebih jelas kalau dilakukan langsung. Mbah bisa ngajarin kamu sekarang. Asalkan pikiran kamu tenang dan ikhlas karena ini semua demi membahagiakan suami kamu kelak. Gimana, mau nggak?”

“Ehhm, tapi aku nggak tahu mesti gimana, Mbah?”
“Nggak usah kuatir, Nak. Kamu manut aja sama Mbah, nanti khan kamu jadi bisa sendiri,”

Mbah Midjan mencobanya lagi dengan lebih bertenaga, dan akhirnya,

“Cleeeep”,
kepala penisnya akhirnya berhasil masuk ke dalam tubuh dara yang kini sudah menjadi tidak perawan lagi itu.

“Aaahhhhhh”, seketika Felicia menjerit karena rasa nyeri saat kepala penis Mbah Midjan masuk ke dalam tubuhnya.

Lalu didorongnya tubuhnya sehingga seluruh penisnya amblas masuk ke dalam tubuh gadis yang kini tentunya sudah bukan gadis lagi itu.
“AAAhhhhhh,” Felicia kembali menjerit merasakan perih di vaginanya.

Namun Mbah Midjan tidak mempedulikan jeritan gadis itu. Pikirannya telah dipenuhi nafsu ingin menikmati tubuh gadis muda itu selama dan semaksimal mungkin. Segera dimaju-mundurkan penisnya di dalam tubuh gadis itu, Menikmati rapatnya gesekan vaginanya.

“Ahhhh, aaahhhh, aaahhhhhh, aaahhhhhh,” Felicia mendesah-desah dibuatnya. Rasa nyeri dan perih yang mula-mula dirasakannya kini menjadi bercampur dengan rasa enak yang tak terbayangkan sebelumnya. Rasa perih-perih enak itu membuatnya tidak mempedulikan apa-apa lagi dan tanpa dapat dicegah lagi membuatnya mendesah-desah dan merintih-rintih tak keruan. Ia tidak mempedulikan lagi bahwa pria yang Menikmati tubuhnya itu sudah uzur dan keriputan. Sementara rasa perih dan nyeri itu berangsur-angsur hilang, sehingga kini hanya tinggal rasa enaknya saja. Membuatnya makin lupa diri akan tata krama sebagai seorang gadis muda yang harus menjaga kehormatan dirinya.

Jadi kini terbuktilah kalau jimat yang dipasang di rumah itu benar-benar ampuh. Namun ironisnya, justru pemasangnyalah yang menjadi korban pertama dan satu-satunya dari jimat tersebut. Demikianlah nasib Mbah Midjan yang berakhir tragis. Orang sakti yang tak terkalahkan dan tak ada orang lain yang sanggup mengalahkannya, pada akhirnya jatuh karena kesalahan dirinya sendiri dan meninggal karena kesaktiannya sendiri. Dan itulah akhir lembaran hidupnya.

Sementara, ini adalah awal lembaran kehidupan baru bagi Felicia. Ia sama sekali tak terpengaruh atau tahu menahu akan dunia mistik yang terjadi di sekitar dirinya. Tapi yang jelas, kejadian malam itu sungguh telah mengubah kehidupannya. Dari semula gadis yang polos dan lugu, kini ia menjadi sangat haus untuk mendapatkan pengalaman baru yang sangat menggelorakan hati itu, lagi, lagi, dan lagi.

Partai99bola.net Agen Bola, Taruhan Bola, Poker Domino, Togel, Casino Terpercaya
  • Minimal Pasang Taruhan Rp.10.000,-
  • Minimal Deposit Rp.50.000,-
  • Minimal Withdraw Rp.50.000,-
  • Proses Deposit dan Withdraw Cukup 3 Menit
1 USER ID UNTUK SEMUA GAMES DALAM 1 WEBSITE
  • Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
  • Bonus Rollingan Casino 0.8%
  • Promo Bonus Referal 3%
  • Promo Bonus Rollingan Poker 0.3%
CONTACT RESMI PARTAI99
  • WA : +85587419560
  • LINE : Partai99